Translate

Kecemasan Dan Defence Mechanism

Ketakutan terhadap sesuatu yang belum terjadi adalah kecemasan, diri kita
sebetulnya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi hal tersebut. Cara tersebut adalah defence mechanism
Freud pernah berkata bahwa "hidup itu tidak mudah! Ego atau "saya" selalu berada di tengah-tengah kekuatan besar, yaitu diantara realitas, masyarakat, norma, dan aturan yang dilambangkan sebagai superego, dan kekuatan besar satu lagi adalah kebutuhan biologis kita, makan, seksual, tidur, dan lain sebagainya yang dilambangkan sebagai id."

Ketika id dan superego "bertengkar" atau menuntut ego untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda terhadap diri, atau ego. Sebagai misal, id ingin makan, dan kebutuhan tersebut ingin segera dipenuhi, sementara pada saat itu kondisi kita sedang berada di dalam kelas, sehingga superego menghambat kita untuk segera memenuhi kebutuhan kita, karena makan didalam kelas itu tidak sopan. Ketika terjadi seperti itu, bukan hal yang aneh jika ego atau diri kita merasa tertekan, merasa terbebani, bahkan merasa terancam. Pada saat itu lah ego merasa terancam ini lah muncul sesuatu yang disebut dengan kecemasan.

Baca juga :

Salah satu konsep penting lainnya teori psikoanalisa adalah mengenai kecemasan dan ketakutan. Sebagai misal, ketika seseorang lapar, dia tahu bahwa lingkungan memiliki objek yang bisa memuaskan rasa lapar yaitu makanan, tapi dia juga takut dengan lingkungan karena dia tahu bahwa lingkungan mungkin akan menghambat dia untuk mendapatkan pemuasan terhadap rasa lapar tersebut, sehingga hal itu dapat meningkatkan ketegangan dan memberikan rasa sakit kepada dirinya.

Individu tidak mau menghadapi rasa sakit dan rasa tidak senang. Rasa takut sebelum menghadapi rasa sakit dan rasa tidak senang adalah yang disebut dengan kecemasan. Kecemasan ini lah yang dalam teori Freud memunculkan berbagai macam gangguan mental jika tidak terselesaikan. Freud menggolongkan kecemasan menjadi tiga macam, yaitu : 
  1. Kecemasan Realistis yaitu kecemasan yang realistis terhadap dunia luar, dia takut dengan bahya yang ada di dunia luar. Kecemasan ini adalah kecemasan dalam bentuk paling dasar. sebagai misal ketakutan pada datangnya pencuri, ketakutan digigit anjing, dan sebagainya. 
  2. Ketakutan Neurotis yaitu kecemasan yang berlebih bahwa dia tidak mampu untuk mengontrol dirinya, tidak mampu mengontrol insting-instingnya sehingga hal tersebut bisa menyebabkan orang lain menghukum dia. 
  3. Kecemasan Moral yaitu kecemasan pada orang yang superegonya berkembang dengan baik, dia akan merasa berdosa jika melakukan hal-hal yang berada di luar moral. 
Ketika kecemasan tersebut muncul, ada dua cara untuk meredakan kecemasan tersebut. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah tentu dengan menyelesaikan masalah yang muncul, sehingga dengan selesainya masalah, hilang juga kecemasan yang dirasakan. Hal kedua adalah, jika tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut, maka ego akan mengembangkan sesuatu yang disebut dengan defence mechanism

Fungsi dari defence menchanism adalah untuk menghilangkan atau mereduksi tegangan tersebut, mereduksi kecemasan yang kita alami. Tapi hal tersebut belum tentu bisa menyelesaikan masalah yang terjadi, Berikut adalah beberapa contoh defence mechanism menurut Freud (tidak termasuk yang dikembangkan lebih jauh oleh para ahli lainnya) :
  1. Denial (Penolakan) adalah defence mechanism dalam bentuk menolak untuk menerima suatu kenyataan. Cara ini adalah cara yang berbahay untuk dilakukan, karena dia sebetulnya sedang menolak apa yang sebenarnya terjadi. Seorang ibu bisa saja menolak mengakui bahwa anaknya terkena AIDS.
  2. Represi (Penekanan) adalah salah satu defence mechanism yang mungkin paling sering dilakukan. Defence mechanism ini muncul dalam bentuk menekan pikiran-pikiran ataupun informasi yang tidak membuat diri kita nyaman kedalam ketidaksadaran. Sebagai contoh, kita marah terhadap pacar kita, dan kita tidak bisa mengutarakannya sehingga kita menekan amarah tersebut ke alam bawah sadar.
  3. Displacement (pemindahan) adalah defence mechanism dalam bentuk memindahkan impuls atau keinginan (biasanya agresi) pada objek yang dianggap tidak mengancam, pada objek yang lemah yang tidak melawan. Misalnya marah pada pekerjaan diarahkan pada istri, atau marah pada orang tua diarahkan pada boneka. 
  4. Sublimasi adalah defence mechanism dalam bentuk mengarahkan impuls atau emosi pada hal yang bisa diterima secara moral. Mirip dengan displacement, tapi lebih bersifat positif. Misalnya ketika seseorang marah maka dia mengalihkannya menjadi bermain kick boxing, atau sebagai contoh, para musisi banyak yang kehidupannya sedih dan mereka mengalihkannya menjadi sesuatu yang positif, yaitu menjadi musik. 
  5. Proyeksi, adalah defence mechanism dalam bentuk mengalihkan perasaan yang kita rasakan pada orang lain. Misalnya, ketika kita tidak suka pada seseorang maka kita akan bilang bahwa orang itu lah yang tidak menyukai kita.
  6. Intelektualisasi, adalah defence mechanism dalam bentuk berusaha mengatasi kecemasan dengan cara bersikap tenang dan melihat masalah dari sudut pandang yang bersifat intelektual. Misal seseorang yang didiagnosa dengan kanker mempelajari kanker tersebut untuk mengurangi kecemasannya. 
  7. Rasionalisasi, adalah defence mechanism yang muncul dengan cara membuat alasan pada kecemasan yang dihadapi. Misalnya, jika seorang mahasiswa gagal dalam ujian maka dia akan bilang bahwa dosennya pilih kasih.
  8. Regresi, adalah defence mechanism yang bisa dikatakan cukup rumit karena harus mengerti mengenai perkembangan kepribadian. Intinya regresi adalah kemunduran seseorang ketahap sebelumnya ketika mengalami kecemasan dan stress. Misal, seseorang yang terfiksasi pada fase oral, akan merokok atau makan berlebih ketika menghadapi stress. 
  9. Reaksi Formasi, adalah defence mechanism dengan melakukan hal yang sebaliknya dari apa yang dirasakan sebenarnya. Misalnya, ketika kita menyukai seseorang dan tidak dapat mengungkapkannya kita akan membully dia.
Baca juga :

Defence mechanism memang diperlukan untuk diri kita, dan terkadang membantu kita dalam menyelessaikan masalah. Tetapi walaupun demikian, terlalu banyak menggunakan defence mechanism pun akan berdampak buruk bagi diri kita, sebagai misal terlalu banyak membuat alasan atau rasionalisasi akan menghambat kita dari berkembang, penolakan terhadap kenyataan bisa berakibat lebih buruk untuk kedepannya, bahkan kebanyakan menggunakan defence mechanism bisa berakhir dengan kita mengalami gangguan mental.

Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat :)
Jika dirasakan bermafaat silahkan share dengan teman-teman dan orang-orang yang anda sayangi, karena mungkin mereka membutuhkannya :D

Baca juga :

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"