Translate

Gangguan Psikologis Terikat Budaya Melayu (Bagian 2) - Koro



          Setelah sebelumnya kita membahas gangguan terikat budaya, dan secara spesifik budaya kita, budaya asia dan melayu. ada satu lagi gangguan yang ditemukan terikat budaya orang-orang melayu selain amok dan latah, gangguan ini disebut dengan nama koro. Apa sebenarnya itu koro? Sebenarnya koro adalah gangguan yang banyak ditemukan di negara-negara seperti China dan Jepang, tapi gangguan ini juga ditemukan di negara-negara asia tenggara termasuk Indonesia dan Malaysia. 

                Koro adalah ketakutan yang berlebihan bahwa alat kelamin (pada pria) akan mengkerut, atau masuk kedalam tubuh, dan akhirnya alat kelaminnya menghilang, dan ketika alat kelamin mereka sudah menghilang mereka akan mati. Gangguan yang sangat aneh, mungkin bagi yang tidak mengalami agak sedikit lucu. Tapi meski demikian, hal ini adalah hal yang sangat serius bagi orang yang mengalami, bayangkan, gangguan ini dirasakan bahwa akhirnya menyangkut hidup dan mati bagi orang yang bersangkutan. Selain itu gangguan ini juga tidak bisa ditangani oleh dokter, anda bayangkan bagaiman cara dokter harus menangani gangguan aneh ini? Yang pada dasarnya hal ini lebih bersangkutan dengan delusi pada seseorang.

          Koro sendiri memiliki banyak nama, nama koro diambil dari bahasa melayu, yang diambil dari kata kura. Yah, kura-kura, mirip
dengan kepala kura-kura yang masuk ke dalam tubuhnya. Dikenal juga dengan nama shuk yang di bahasa China, atau rok loo di bahasa Thailand, dan berbagai macam nama lain tergantung bahasa yang digunakan. Koro biasanya terjadi pada pria, tapi bukan mustahil untuk terjadi pada wanita. Bagi wanita apa yang mengekerut? Tentunya bukan alat kelamin milik wanita, melainkan puting yang masuk kedalam tubuh. 

          Koro adalah gangguan murni secara psikologis, bukan gangguan fisik, sehingga seperti telah disebutkan diatas, gangguan ini bukan “bagiannya” para dokter. Hal utama yang paling berbahaya dari koro adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh rasa takut dan kecemasan terhadap mengkerutnya alat kelamin. Ketakutan dan kecemasan tersebut bisa membuat orang yang bersangkutang meminta orang lain untuk selalu memegangi alat kelaminnya dan menyuruh mereka menariknya, atau dia sendiri yang menarik-narik alat kelaminnya hingga mereka anggap keluar. Hal ini lah yang sebenarnya membahayakan karena mereka bisa melukai alat kelaminnya sendiri.

          Koro biasanya ditemukan pada anak-anak muda Asia, yang memiliki edukasi yang rendah, memiliki pengetahuan yang rendah tentang masa pubertas, tidak dewasa, memiliki kepribadian yang tergantung pada orang lain yang tidak memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan seksualnya, dan anak muda yang sedang dalam konflik karena impuls seksualnya, dan beberapa dimereka ada kecenderungan menunjukan gejala hiperseksual. Dari aspek fisik, koro adalah gangguan yang biasanya terjadi di iklim atau wilayah yang dingin. Dari pendekatan psikologis, koro adalah histeria yang menyebabkan kecemasan terkait dengan kesuburan dan kemampuan behubungan seksual. Berdasarkan persepektif kebudayaan, koro disebabkan oleh budaya yang terlalu kuat menekankan pada kesuburan. Seperti di China dan Jepang yang menganggap bahwa kemampuan berhubungan seksual dan kesuburan adalah sesuatu yang sangat penting.

          Biasanya orang yang mengalami koro adalah seseorang yang pernah mendengar gangguan ini, tapi mendengarnya sebagai penyakit fisik, bukan gejala yang disebabkan oleh psikologis. Misalnya, orang-orang China percaya bahwa gangguan ini disebabkan oleh siluman rubah. Koro menyebabkan rasa takut terus menumpuk, dan akhirnya orang yang menderita koro akan percaya bahwa ini adalah suatu tanda atau penyebab kematian yang tidak bisa mereka hindari lagi. Waktunya bervariasi, ada seseorang yang baru menjalani pengobatan untuk koro pada usianya sudah mencapai usia 41 tahun, dan menghabiskan waktu 15 tahun mencoba untuk mengikat alat kelaminnya dengan benang dan mengaitkannya pada kait dekat tempat tidur, dengan tujuan agar alat kelaminnya tidak mengkerut atau tiba-tiba menghilang.

          Beberapa terapi seperti psikoterapi, dan meyakinkan tentang hal itu adalah gangguan secara psikologis memiliki efek yang positif. Biasanya akan lebih baik pada orang-orang yang sejak awal memang memiliki kepribadian yang berfungsi baik dan terserang gangguan ini karena hal lain, seperti karena penggunaan obat-obatan, atau keracunan makanan, seperti yang terjadi di Singapura pada tahun 1967 dan vietnam pada tahung 1976. Psikoterapi biasanya dilakukan dengan mencari dan menyelesaikan masalah seksual yang ada dalam diri orang yang bersangkutan. 

          Terapi-terapi yang berdasarkan budaya biasanya melibatkan ahli agama untuk berdoa mengusir mahluk yang mengganggu orang tersebut. Jika dalam kepercayaan orang China dengan mendatangi Taoist untuk mengusir siluman rubah. Obat-obatan tradisional juga terkadang digunakan untuk mengobati gangguan ini, terutama ramuan-ramuan China.

Sumber :

Koro (Medicine), wikipedia

Smith, K. Koro-Cultural Bound Syndrome. 19 Juli 2013. Diunduh dari, http://anthropology.msu.edu/anp204-us13/2013/07/19/koro-culture-bound-syndrome/, pada tanggal 13 Juni 2015

Inglish, E. Koro Syndrome: The Irrational Fear of Lethal Genital Shrinkage. 20 September 2012. Diunduh dari, http://io9.com/5944722/koro-syndrome-the-irrational-fear-of-lethal-genital-shrinkage, pada tanggal 13 Juni 2015

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"