Latah, kata yang tidak asing dalam bahasa kita. Dalam media televisi yang
sering kita tonton, ada beberapa artis yang menunjukan bahwa mereka latah. Mpok
Atiek, salah satu pemeran dalam film Gerhana pada tahun 2000, atau Parto dalang
dari acara terkenal Opera van Java, lalu Ade Namnung, Adul, dan yang paling
terlihat mungking adalah Aziz Gagap. Terlepas dari mereka betul-betul latah
atau hanya karena kebutuhan akting acara, mereka berhasil menggambarkan pada
kita mengenai seperti apa gambaran orang latah pada umumnya.
Latah menurut para
peneliti merupakan gangguan yang terikat dan hanya ada di budaya Malaysia dan
Indonesia. Para ahli menyebut
gangguan
yang terikat budaya ini dengan nama culture bound syndrome atau gangguan yang hanya ada dan terjadi pada budaya tertentu saja, sebelumnya kita sudah membahasa mengenai Running Amok dan Koro. Menurut para ahli gangguan latah hanya muncul karena dipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan tertentu saja, dalam hal ini gangguan latah dipengaruhi oleh budaya
Malaysia dan budaya Indonesia.
Penelitian
membuktikan bahwa latah adalah gangguan psikologis yang muncul karena sejarah masyarakat Asia
Tenggara yang pernah menjadi
negara terjajah, dan menjadi negara yang
terisolasi dari dunia
luar, dalam kondisi seperti itu masyarakat-masyarakat di Asia Tenggara terkejut ketika
bertemu bangsa asing yaitu masyarakat dunia Barat yang baru mereka temui, dirasakan
asing, bangsa mengagumkan, dan
memiliki
kekuatan, singkatnya
mereka kaget karena bertemu dengan bangsa barat yang adidaya. Para ahli
antropologi membuktikan bahwa
gangguan
latah dipengaruhi oleh
sistem kebudayaan masyarakat Asia Tenggara.
Sebenarnya apa itu latah? Beberapa ahli
berusaha mendefinisikan latah, latah menurut para ahli adalah sebuah reaksi terkejut
yang berlebihan, biasanya latah yang diikuti dengan perilaku mengeluarkan kata-kata
tertentu yang diulang-ulang dan mengeluarkan ekspresi tertentu yang berlebihan
serta diulang-ulang. Dengan kata lain latah
adalah
kesensitivan seseorang
yang terlalu berlebihan pada perasaan
takut, yang diikuti dengan echolalia (mengatakan sesuatu yang diulang-ulang atau mengulangi
kata-kata orang lain),
echophraxia (mengulangi apapun yang dilakukan orang lain), command obedience (menuruti perintah secara spontan ketika terkejut), dan adanya perilaku dissociative (perilaku yang tidak sesuai dengan diri
sendiri) atau trancelike
(perilaku yang tidak disadari, seakan-akan seperti yang kerasukan).
Latah menggambarkan secara khusus mengenai sebuah gangguan yang kompleks dimana variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosial, dan budaya saling berinteraksi sehingga menghasilkan sebuah gangguan tertentu. Latah memang tidak dianggap sebagai penyakit tapi lebih dianggap sebagai masalah dan gangguan pada seseorang yang kemudian dihubungkan dengan aspek budaya tertentu yaitu budaya Melayu-Indonesia.
Latah menggambarkan secara khusus mengenai sebuah gangguan yang kompleks dimana variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosial, dan budaya saling berinteraksi sehingga menghasilkan sebuah gangguan tertentu. Latah memang tidak dianggap sebagai penyakit tapi lebih dianggap sebagai masalah dan gangguan pada seseorang yang kemudian dihubungkan dengan aspek budaya tertentu yaitu budaya Melayu-Indonesia.
Latah bisa muncul karena banyak hal dan berbeda-beda penyebabnya pada
setiap orang yang mengalami gangguan tersebut, biasanya latah bisa muncul
karena hal-hal sepele, hal-hal yang tidak seberapa, seperti terkejut karena ada
suara yang mengagetkan, gerakan yang tiba-tiba, ataupun sentuhan yang bagi
orang mungkin sama-sama kaget, tapi reaksi pada orang latah akan jauh lebih
ekstrem daripada reaksi orang biasa. Berdasarkan para ahli, latah adalah sebuah
gangguan yang muncul karena adanya kecemasan yang dialami oleh seseorang yang memiliki
karakter lemah.
Latah biasanya banyak dialami oleh wanita dewasa awal, atau wanita yang berusia 22-30 atau 40 tahun dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan karena wanita pada dasarnya lebih mudah terkejut jika dibandingkan dengan pria, selain itu latah diperkirakan muncul karena adanya perilaku wanita yang ingin mengekspresikan aggresinya, atau kemarahannya pada sifat pria yang mendominasi mereka di masyarakat. Selain karena penyebab di atas latah juga biasanya dipicu karena adanya perasaan takut yang dirasakan sangat kuat oleh seseorang.
Latah biasanya banyak dialami oleh wanita dewasa awal, atau wanita yang berusia 22-30 atau 40 tahun dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan karena wanita pada dasarnya lebih mudah terkejut jika dibandingkan dengan pria, selain itu latah diperkirakan muncul karena adanya perilaku wanita yang ingin mengekspresikan aggresinya, atau kemarahannya pada sifat pria yang mendominasi mereka di masyarakat. Selain karena penyebab di atas latah juga biasanya dipicu karena adanya perasaan takut yang dirasakan sangat kuat oleh seseorang.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa latah bukanlah pembawaan lahir atau
karena penyebab genetik, jadi orang tua yang memiliki sifat latah belum tentu
anaknya menjadi latah. Latah tidak disebabkan oleh faktor biologi melainkan oleh
faktor yang disebabkan oleh psikologis, faktor yang disebabkan karena
lingkungan pergaulan seseorang. Selain itu latah juga diperkirakan bisa “menular”
pada orang lain.
Kenapa bisa menular? Secara singkat latah menular disebabkan karena latah adalah perilaku yang muncul secara spontan atau tiba-tiba dan berulang-ulang, pengulangan kata-kata dan perilaku pada orang latah ini lah yang menurut peneiliti bisa membuat latah menular. Pengulangan tersebut menyebabkan orang yang berada disekitar orang latah tanpa sadar meniru perilaku berulang tersebut.
Kenapa bisa menular? Secara singkat latah menular disebabkan karena latah adalah perilaku yang muncul secara spontan atau tiba-tiba dan berulang-ulang, pengulangan kata-kata dan perilaku pada orang latah ini lah yang menurut peneiliti bisa membuat latah menular. Pengulangan tersebut menyebabkan orang yang berada disekitar orang latah tanpa sadar meniru perilaku berulang tersebut.
Latah dapat diobati dengan dilakukan psikoterapi
suportif dan dengan cara pemberian
obat psikotropik. Selain terapi dan pemberian obat psikotropika, pengidap latah
juga dianjurkan untuk mencari ketenangan dan tinggal di lingkungan yang lebih
peduli dan tidak terpapar oleh stress, shingga gangguan latah mereka bisa
berkurang bahkan sembuh.
Penderita latah
juga dianjurkan untuk sering melakukan
latihan relaksasi, meditasi, dan latihan konsentrasi
secara rutin, serta diiringin dengan seringnya
melakukan aktivitas menyenangkan dan aktivitas
tidak membuat stress.
Sumber :
JURNAL SAINS DAN PRAKTIK PSIKOLOGI
Magister Psikologi UMM, ISSN: 2303-2936
Volume I (2), 153 – 166
http://ejournal.umm.ac.id/.../1596_umm_scientific_journal...
Judul jurnal : Pengembangan Self-Control untuk
Mengurangi Reaksi Echolalia pada Remaja Latah
Penulis : Hanni Anggraini
Tahun : 2013
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar
"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"