Translate

Gangguan Psikologis Terikat Budaya Melayu (Bagian 3) - Latah



      Latah, kata yang tidak asing dalam bahasa kita. Dalam media televisi yang sering kita tonton, ada beberapa artis yang menunjukan bahwa mereka latah. Mpok Atiek, salah satu pemeran dalam film Gerhana pada tahun 2000, atau Parto dalang dari acara terkenal Opera van Java, lalu Ade Namnung, Adul, dan yang paling terlihat mungking adalah Aziz Gagap. Terlepas dari mereka betul-betul latah atau hanya karena kebutuhan akting acara, mereka berhasil menggambarkan pada kita mengenai seperti apa gambaran orang latah pada umumnya.

     Latah menurut para peneliti merupakan gangguan yang terikat dan hanya ada di budaya Malaysia dan Indonesia. Para ahli menyebut gangguan yang terikat budaya ini dengan nama culture bound syndrome atau gangguan yang hanya ada dan terjadi pada budaya tertentu saja, sebelumnya kita sudah membahasa mengenai Running Amok dan Koro. Menurut para ahli gangguan latah hanya muncul karena dipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan tertentu saja, dalam hal ini gangguan latah dipengaruhi oleh budaya Malaysia dan budaya Indonesia. Penelitian membuktikan bahwa latah adalah gangguan psikologis yang muncul karena sejarah masyarakat Asia 

      Tenggara yang pernah menjadi negara terjajah, dan menjadi negara yang terisolasi dari dunia luar, dalam kondisi seperti itu masyarakat-masyarakat di Asia Tenggara terkejut ketika
bertemu bangsa asing yaitu masyarakat dunia Barat yang baru mereka temui, dirasakan asing, bangsa mengagumkan, dan memiliki kekuatan, singkatnya mereka kaget karena bertemu dengan bangsa barat yang adidaya. Para ahli antropologi membuktikan bahwa gangguan latah dipengaruhi oleh sistem kebudayaan masyarakat Asia Tenggara. 

      Sebenarnya apa itu latah? Beberapa ahli berusaha mendefinisikan latah, latah menurut para ahli adalah sebuah reaksi terkejut yang berlebihan, biasanya latah yang diikuti dengan perilaku mengeluarkan kata-kata tertentu yang diulang-ulang dan mengeluarkan ekspresi tertentu yang berlebihan serta diulang-ulang. Dengan kata lain latah adalah kesensitivan seseorang yang terlalu berlebihan pada perasaan takut, yang diikuti dengan echolalia (mengatakan sesuatu yang diulang-ulang atau mengulangi kata-kata orang lain), echophraxia (mengulangi apapun yang dilakukan orang lain), command obedience (menuruti perintah secara spontan ketika terkejut), dan adanya perilaku dissociative (perilaku yang tidak sesuai dengan diri sendiri) atau trancelike (perilaku yang tidak disadari, seakan-akan seperti yang kerasukan)

    Latah menggambarkan secara khusus mengenai sebuah gangguan yang kompleks dimana variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosial, dan budaya saling berinteraksi sehingga menghasilkan sebuah gangguan tertentu. Latah memang tidak dianggap sebagai penyakit tapi lebih dianggap sebagai masalah dan gangguan pada seseorang yang kemudian dihubungkan dengan aspek budaya tertentu yaitu budaya Melayu-Indonesia.

      Latah bisa muncul karena banyak hal dan berbeda-beda penyebabnya pada setiap orang yang mengalami gangguan tersebut, biasanya latah bisa muncul karena hal-hal sepele, hal-hal yang tidak seberapa, seperti terkejut karena ada suara yang mengagetkan, gerakan yang tiba-tiba, ataupun sentuhan yang bagi orang mungkin sama-sama kaget, tapi reaksi pada orang latah akan jauh lebih ekstrem daripada reaksi orang biasa. Berdasarkan para ahli, latah adalah sebuah gangguan yang muncul karena adanya kecemasan yang dialami oleh seseorang yang memiliki karakter lemah. 

      Latah biasanya banyak dialami oleh wanita dewasa awal, atau wanita yang berusia 22-30 atau 40 tahun dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan karena wanita pada dasarnya lebih mudah terkejut jika dibandingkan dengan pria, selain itu latah diperkirakan muncul karena adanya perilaku wanita yang ingin mengekspresikan aggresinya, atau kemarahannya pada sifat pria yang mendominasi mereka di masyarakat. Selain karena penyebab di atas latah juga biasanya dipicu karena adanya perasaan takut yang dirasakan sangat kuat oleh seseorang. 

      Dari hasil penelitian ditemukan bahwa latah bukanlah pembawaan lahir atau karena penyebab genetik, jadi orang tua yang memiliki sifat latah belum tentu anaknya menjadi latah. Latah tidak disebabkan oleh faktor biologi melainkan oleh faktor yang disebabkan oleh psikologis, faktor yang disebabkan karena lingkungan pergaulan seseorang. Selain itu latah juga diperkirakan bisa “menular” pada orang lain. 

       Kenapa bisa menular? Secara singkat latah menular disebabkan karena latah adalah perilaku yang muncul secara spontan atau tiba-tiba dan berulang-ulang, pengulangan kata-kata dan perilaku pada orang latah ini lah yang menurut peneiliti bisa membuat latah menular. Pengulangan tersebut menyebabkan orang yang berada disekitar orang latah tanpa sadar meniru perilaku berulang tersebut.

      Latah dapat diobati dengan dilakukan psikoterapi suportif dan dengan cara pemberian obat psikotropik. Selain terapi dan pemberian obat psikotropika, pengidap latah juga dianjurkan untuk mencari ketenangan dan tinggal di lingkungan yang lebih peduli dan tidak terpapar oleh stress, shingga gangguan latah mereka bisa berkurang bahkan sembuh. Penderita latah juga dianjurkan untuk sering melakukan latihan relaksasi, meditasi, dan latihan konsentrasi secara rutin, serta diiringin dengan seringnya melakukan aktivitas menyenangkan dan aktivitas tidak membuat stress.

Sumber : 
JURNAL SAINS DAN PRAKTIK PSIKOLOGI
Magister Psikologi UMM, ISSN: 2303-2936
Volume I (2), 153 – 166
http://ejournal.umm.ac.id/.../1596_umm_scientific_journal...
Judul jurnal : Pengembangan Self-Control untuk Mengurangi Reaksi Echolalia pada Remaja Latah
Penulis : Hanni Anggraini
Tahun : 2013

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"