Translate

Kenapa Seseorang Bisa Depresi Berat



              Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas mengenai gambaran umum, contoh kasus, ciri-ciri, dan sedikit mengenai penyebab depresi, atau dengan nama resminya disebut dengan major deppression disorder, sekarang kita akan membahas dengan lebih dalam apa yang bisa menyebabkannya. Untuk lebih spesifik mengenai hal ini dan agar bacaan ini terasa lebih ilmiah, mari kita lihat apa penyebabnya dari sudut pandang teori-teori psikologi. 

           Ada beberapa teori yang membahas tentang major deppression disorder, diantaranya adalah teori psikoanalisa, teori kognitif depresi, teori interpersonal depresi, teori eksistensial tentang depresi, bahkan para ahli juga berusaha melihat depresi dari sudut pandang biologis. Tapi agar bacaan ini tidak terlalu panjang, mari kita melihat gangguan ini dari sudut pandang teori psikoanalisa, yang merupakan salah satu teori terbesar dan tertua dalam ilmu psikologi.

            Dalam tulisannya yang terkenal “Mourning and Melancholia”, Sigmund Freud (1917/1950) berteori bahwa potensi depresi diciptakan pada awal masa kanak-kanak. Dalam periode oral (tahap perkembangan anak, sejak lahir hingga usia 1.5 tahun), kebutuhan seorang anak bisa kurang terpenuhi atau terpenuhi secara berlebih (terlalu banyak diberi makan, atau menyusu berlebih, atau bahkan sebaliknya). Hal ini akan menyebabkan
seseorang memiliki masalah yang khas pada tahap ini. Dengan terjadinya kondisi tersebut, orang yang bersangkutan memilki kecenderungan menjadi sangat tergantung pada orang lain untuk mempertahankan dirinya.

            Dari peristiwa masa kanak-kanak tersebut, bagaimana bisa setelah dewasa menderita depresi? Freud mengemukakan pendapat bahwa setelah kehilangan seseorang yang dicintai, apakah karena kematian atau yang paling umum terjadi pada seseorang adalah karena perpisahan atau berkurangnya kasih sayang. Yang dilakukan pertama oleh orang yang bersangkutan adalah meleburkan dirinya dengan orang yang meninggalkannya ; ia mengidentifikasi atau berusaha melihat dirinya sebagai orang yang meninggalkannya, hal ini mungkin sebagai upaya sia-sia untuk mengurangi rasa sakit karena kehilangan tersebut. Sebagai contoh, dia berusaha melihat bahwa orang lain meninggalkannya karena hal tersebut juga merupakan kesalahan dia, bukan kesalahan orang lain.
            Menurut teori tersebut, kemarahan orang yang ditinggalkan kepada orang meninggalkannya terus-menerus dipendam, berkembang menjadi proses menyalahkan diri sendiri, menyiksa diri sendiri dan depresi yang berkelanjutan. Orang-orang yang sangat tidak mandiri diyakini sangat rentan terhadap proses tersebut. Teori ini merupakan dasar pandangan psikodinamika yang diterima secara luas yang menganggap depresi sebagai kemarahan terpendam yang berbalik menyerang diri sendiri.

            Sekarang kita sudah bisa membayangkan apa itu sebenarnya major deppression disorder, secara singkat gangguan ini adalah dimana kita merasa diri kita tidak berharga dan sedih terus menerus atau dalam kondisi depresi dalam waktu yang cukup lama. Major deppression disorder seperti yang disebutkan sebelumnya dapat ditangani dan dapat atasi, tetapi jika kita membiarkan gangguan ini dalam waktu lama, hal ini juga bisa membahayakan kita, perilaku bunuh diri adalah salah satu kemungkinan paling buruk yang bisa terjadi pada kita. 

Ketika Major deppression disorder dialami oleh seseorang, dan hal itu tidak bisa dihindari. Para ahli menyiapkan banyak penanganan, baik itu melalui obat-obatan atau melalui terapi. Diantaranya adalah dengan memberi orang yang bersangkutan obat-obat anti depresan. Seperti, bupropion, mirtazapine, trazodone, dan nefazodone. 

Lalu bisa juga menggunakan terapi. Sebagai misal, cognitive behavioral therapies yaitu berusaha untuk menghilangkan simptom dari depresi dengan menantang dan membalikan persepsi yang salah mengenai diri, lingkungan, dan masa depan. Dan masih banyak lagi metode terapi lain yang tidak mungkin untuk dibahas di artikel yang singkat ini.

Walaupun para ahli belum yakin mengenai cara yang pasti untuk mencegah terjadinya depresi, hal ini disebabkan oleh banyaknya kemungkinan yang bisa membuat seseorang menjadi depresi. Tapi mereka memberikan beberapa cara yang bisa dilakukan dan mungkin akan membantu. Diantaranya adalah, melatih sehingga seseorang bisa menambah ketahanan dirinya ketika menghadapi stress dan masalah. 

Dilatih juga untuk bisa memilih dan menyelesaikan masalahnya sendiri, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menghadapi masalah dan meningkatkan ketahan kita ketika menghadapi stress, dan hal ini bisa menghambat kita untuk mengembangkan depresi. Selain itu, menjalin pertemanan dan mencari dukungan juga merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam masa-masa krisis. Dan terakhir sebagai tambahan, mencari pertolongan ahli atau psikolog ketika melihat gejala dan ciri dari depresi bisa sangat membantu untuk mencegah seseorang mengembangkan depresi menjadi lebih parah lagi.

Sumber :

Davison, G. Neale, J. Kring, A. (2006). Psikologi Abnormal Edisi Ke-9. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Butcher, J.N. Mineka, S. Hooley, J. (2008). Abnormal Psychology Core Concepts. Pearson Education, Inc.

Duckworth, Ken. (2012). Deprression. Arlington : National Alliance on Mental Illness (NAMI).

Gelenberg, A. Freeman, M. Markowitz, J. Rossenbaum, J. Thase, M. Trivedi, M. Van 

Rhoads, R. (2010). Practice Guidline For The Treatment of Patients With Major Depressive Disorder. American Psychiatric Assosiation.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"