Translate

Tokoh Dibalik Teori Shadow dan Persona - Carl Gustav Jung

Carl Jung (barisan depan, kanan) bersama para tokoh psikologi terkenal lainnya
salah satunya adalah Sigmund Freud (barisan depan, tengah) dan Stanley
Hall (barisan tengah, kiri)
Source ; Wikipedia commons

Beberapa hari yang lalu penulis banyak menulis artikel-artikel tentang teori-teori dari Carl Jung, atau yang memiliki nama lengkap Carl Gustav Jung (C. G. Jung). Sebenarnya teori dari Jung tidak hanya mengenai the shadow, atau sisi gelap dari kepribadian manusia dan the persona, "topeng sosial" yang digunakan oleh orang-orang ketika mereka berada dalam lingkungan sosial.

Jung adalah seorang penulis hebat, dan dia mengemukakan berbagai macam teori-teori dalam tulisan-tulisannya. Diantaranya adalah teori tentang kepribadian ekstrovert dan introvert, teori tentang ketidaksadaran kolektif, tentang arketif, tentang kompleks yang merupakan inti dari emosi, ingatan, dan persepsi pada diri seseorang. Karena keterbatsan artikel ini, penulis belum akan membahas mengenai teori-teori tersebut secara detail, mungkin penulis akan membahas teori-teori tersebut dikesempatan lain. Penulis saat ini hanya akan memperkenalkan siapa Carl Gustav Jung, dan sekilas tentang pandangan-pandangan psikologinya yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca.

Baca juga :

Carl Jung adalah seorang psikiatris yang lahir di swiss, dia adalah seorang kristen dan ayahnya adalah seorang pastor dari sebuah gereja, sedangkan ibunya adalah seorang wanita yang mudah depresi dan sering mengurung diri dikamar. Jung mengatakan bahwa ibunya adalah seseorang yang sangat sering ketakutan karena dia merasa diikuti oleh setan. Jung lahir di keluarga yang cenderung agamis, sehingga teori-teori Jung cenderung dipengaruhi oleh sudut pandang-sudut pandang dari sisi agama.

Ketertarikan Jung terhadap psikologi bukanlah suatu hal yang disengaja, bahkan pada awalnya dia tidak tertarik untuk kuliah di bidang tersebut. Tapi begitu dia membaca buku mengenai psikiatri dan membaca mengenai psikosis (salah satu gangguan psikologis) dia menjadi tertarik, karena hal tersebut menggabungkan antara biologis dan spiritualitas, topik yang menjadi minat Jung pada saat itu.

Jung mulai kuliah dan berkenalan dengan Freud yang pada saat itu sudah cukup berumur, kedekatan mereka dan ketertarikan Jung terhadap psikiatri membuat mereka berkolaborasi selama enam tahun dalam penelitian-penelitian. Tapi akhirnya hubungan mereka retak dan mereka pun "putus", sehingga kombinasi antara dua tokoh ini pun berakhir. Alasannya adalah karena satu sama lain menganggap bahwa partnernya tidak mau mengakui kalau ada kemungkinan salah dalam teorinya.

Freud tidak suka dengan Jung yang mempertanyakan teorinya tentang perkembangan seksual, selain itu Jung juga mengkritik bahwa teori ketidaksadaran dari Freud terlalu memandang negatif terhadap manusia dan terlalu terbatas. Hal ini lah yang membuat hubungan mereka retak, yang asalanya kawan berubah menjadi lawan. Bahkan dalam salah satu suratnya Jung mengatakan pada Freud bahwa Freud mermperlakukan muridnya seperti pasien dan itu adalah suatu kesalahan yang besar.

Baca Juga :

Selain itu, berbeda dengan Freud yang memandang agama secara skeptis dan kritis, penelitian-penelitian dan teori-teori dari Jung cenderung didasari dari eksplorasinya terhadap filosofi, simbol-simbol, bahkan mitos-mitos, dan keagamaan mulai dari kristen hingga taoisme. Sebagai contohnya, dia menyimbolkan bahwa kepribadian ekstrovert dan introvert itu adalah bagaikan Apolo dan Dyonsius, yang dua-duanya merupakan dewa dalam mitologi Yunani.

Introvert itu seperti Apolo (dewa musik dan kesenian), yang menyinari pemahaman. Seorang introvert bisa menjadi tidak tertarik dengan dunia luar dan hanya tertarik untuk mencari "pemahaman" saja. Sementara orang-orang ekstrovert dilambangkan dengan dyonsius (dewa wine dan religius ekstasi), seorang dewa yang sangat tertarik untuk mengikuti aktifitas dunia.

Berdasarkan penelitian dan eksplorasi dalam agama, Jung juga menemukan bahwa sebenarnya tujuan dari manusia adalah untuk menemukan dan memenuhi potensi pribadi kita, atau yang dia sebut dengan Individuasi. Berdasarkan penelitiannya terhadap agama kristen, agama hindu, agama budha, taoisme, gnotisme, dan tradisi-tradisi lainnya, Jung percaya bahwa perjalanan dilakukan oleh setiap orang adalah suatu perjalanan dalam kehidupanya, atau yang disebut dengan individuasi, adalah inti dari semua agama, yaitu mengenai pencarian diri dan pencarian Yang Maha Kuasa.

Berbeda dari Freud yang memandang dunia secara objektif, Jung menganggap bahwa spiritualitas atau keagamaan berpengaruh terhadap kepuasan hidup seseorang. Bahkan Jung merekomendasikan spiritualitas dan perjalanan mencari pengalaman spiritual sebagai terapi untuk menyembuhkan alkoholisme.

Walaupun masih tetap ada kritik terhadap pandangan Jung terhadap agama dan psikologi, tapi teori-teori Jung tetap berjaya hingga sekarang. Bahkan beberapa alat tes seperti MBTI didasari oleh teori-teori dari Jung. Alat tes kepribadian Rorscach pun dipengaruhi oleh teori Jung, alat tes ini mengambil konsep tentang ekstrovert dan introvert dari aliran psikologi Jung, sehingga dalam tes tersebut salah satu faktor penting dari kepribadian adalah apakah dia merupakan seorang yang ekstrovert atau introvert.

Tidak hanya terkenal dikalangan akademisi, Jung juga menjadi inspirasi bagi para seniman. Seperti Jackson Pollock yang lukisannya didasari oleh konsep-konsep dari Jung setelah dia mendapatkan terapi dari muridnya. Selain itu, ada juga pelukis swiss bernama Peter Birkhauser yang sering berhubungan dengan Jung mengenai simbolisasi dari mimpi untuk diterapkan dalam lukisannya.

Teori psikologi Jung bahkan digunakan dalam game yang bernama Persona. Game yang diciptakan dengan sangat menitikberatkan pada teori Jung terutama konsep tentang persona, shadow, dan pencarian diri.

Begitulah sekilas tentang tokoh Carl Jung, dia adalah seorang psikolog yang mungkin bakal cocok dengan budaya kita karena pandangan psikologinya dilatar belakangi oleh keagamaan dan tradisi-tradisi yang salah satunya tradisi budaya timur. Dia juga adalah seorang tokoh yang hebat, tulisan-tulisan dan konsep-konsep yang dia usung tetap menjadi panutan hingga sekarang bahkan ketika konsep-konsep psikologi sekarang mulai banyak bermunculan.

Semoga tokoh ini menjadi salah satu sumber inspirasi bagi pembaca, dan semoga artikel ini bisa bermanfaat :)

Baca Juga :

1 comment:

  1. sangat bermanfaat kamu juga dapat membaca artikel srupa di https://sampaikapan.com/persona/

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"