Kepribadian Yang Selalu Curiga

Kecurigaan adalah hal yang biasa, tentu untuk berjaga-jaga agar kita tidak tertipu atau berinteraksi dengan orang yang salah. Tapi ketika kecurigaan itu mulai berlebihan dan kita tidak mampu untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain, itu yang berbahaya. Kecurigaan berlebihan dalam psikologi merupakan suatu gangguan kepribadina yang disebut dengan Paranoid.

 

Apakah sih sebenarnya paranoid itu? Kata yang mungkin sering kita gunakan, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tahukah pembaca, bahwa paranoid adalah salah satu dari sekian banyak gangguan kepribadian, gangguan yang menyebabkan seseorang selalu curiga terhadap orang lain. Seseorang dengan gangguan paranoid cenderung merasa bahwa dia diperlakukan dengan buruk oleh orang lain atau merasa bahwa dia dimanfaatkan oleh orang lain. hal ini membuat mereka selalu mencurigai orang dan cenderung waspada bahwa orang lain hendak menipu atau melecehkan mereka. 

Mereka cenderung kasar dan sering gampang marah pada sesuatu hal yang dianggap penghinaan. Mereka juga cenderung tidak mau mempercayai orang lain, ada kecenderungan untuk menyalahkan orang lain, dan mendendam walaupun pada kenyataannya dia yang salah dan anggapan mereka pada orang lain tidak terbukti benar. Seseorang yang mengalami gangguan paranoid, adalah seseorang yang terlalu sensitif, cenderung

kaku, tidak fleksibel, seseorang yang banyak alasan, dan melihat orang lain dari sisi negatifnya, yah cenderung negative thinking pada orang lain. Dalam hubungan sosial, mereka adalah orang-orang yang sangat gampang cemburu tanpa alasan, dan orang-orang yang sering mempertanyakan kesetiaan pasangan mereka.

Seseorang yang memiliki gangguan ini selalu ragu pada orang lain dan seperti yang telah disebutkan diatas cenderung memandang orang lain dari sisi negatif. Sebagai misal seseorang dengan paranoid bisa meyakini bahwa anjing tetangga yang menggonggong setiap pagi hari adalah usaha tetangganya untuk mengganggu dia, adalah karena tetangganya iri pada dia,dan sebagainya. Orang yang mengalami gangguan kepripadian paranoid tidak sama dengan seseorang yang menderita skizofrenia paranoid, karena gejala-gejala yang muncul berbeda dengan seseorang yang menderita skizofrenia. Walaupun mereka sama-sama mengalamai ganguan paranoid, tapi orang yang menderita gangguan kepribadian paranoid tidak akan mengalami halusinasi, atau menjadi tidak berfungsi secara sosial dan pekerjaan, dan tidak mengalami gejala-gejala lain yang dialami orang dengan schizofrenia. Gangguan paranoid ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.

Dalam kitab pedoman bagi psikolog dalam menentukan diagnosis gangguan, DSM, ciri-ciri yang dimunculkan oleh seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid, adalah muncul beberapa bukti bahwa dia tidak percaya atau bahwa dia memiliki rasa curiga pada orang lain, yang muncul dalam setidaknya empat bentuk sebagai berikut:

• Curiga bahwa dia akan ditipu, dirugikan, atau dimanfaatkan.
• Kecurigaan tanpa alasan terhadap kesetiaan atau kepercayaan teman-teman, rekan, atau pasangannya. 
• Tidak mau curhat pada orang lain disebabkan oleh tidak percaya pada kesetiaan mereka.
• Mendendam pada orang lain; dia tidakbisa memaafkanhal yang dianggap penghinaanatau sikap yang ditunjukan oleh orang lain.
• Kecurigaan yang terus berulang pada pasangan bahwa psangannya mungkin akan menghianati dia.

        Mungkin beberapa contoh orang terkenal yang mengalami gangguan kepribadian paranoid adalah seperti Joseph Stalin atau Sadam Hussein. Joseph Stalin adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam revolusi di Rusia pada tahun 1971. Joseph Stalin, menunjukan ciri-ciri orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid. Dia tidak mempercaya orang-orang disekitarnya, bahkan teman-teman terdekatnya. Dia terlalu menganalisa orang-orang tersebut dan sangat mencurigai interaksi dan percakapan yang dilakukan orang-orang dan dia anggap bisa mengancam dia. Sementara itu, Sadam hussein menderita gangguan ini. Dia cenderung meragukan teman-temannya, anggota keluarganya, dan orang-orang disekitarnya. Dia sering merasa bahwa dia berada dalam bahaya dan takut dimanfaatkan. Hal ini menyebabkan dia gampang marah dan sangat gampang membuat keputusan yang tidak rasional. Reputasinya sangat penting bagi dia dan dia benar-benar percaya bahwa seluruh dunia berusaha untuk meruntuhkan reputasinya tersebut.

Sumber :

Black, Donald W., Nancy C. Andreasen. (2011). Introductory Text Of Psychiatry, Fifth Edition. Washington, DC: American Psychiatric Publishing, Inc.

Mahmud, Jafar. (2008). Abnormal Psychology. New Delhi: APH Publishing Corporation.

Butcher, James N., Susan Mineka, Jill M. Hooley. (2008). Abnormal Psychology.Boston: Pearson.

American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision. Washington, DC: American Psychiatric Association.

Meyer, Robert G.. (2006). Case Studies in Abnormal Behavior, Seventh Edition. Amerika Serikat: Pearson Education, Inc..

(December, 16 2013) Famous People With personalitu disorder, Healt Research Funding.Org diunduh pada Juni, 11 2015