“Schizophrenia tidak bisa dipahami
tanpa memahami keputusasaan” –R. D. Laing-
Pernahkah
anda melihat seseorang yang pergi berjalan-jalan diluar rumah tanpa pakaian,
dan terlihat sangat kotor, lalu orang-orang mengikuti dan menyebutnya orang
gila?. Atau, seseorang yang percaya bahwa Istrinya mengguna-guna dia,
berselingkuh, dan berencana untuk menyingkirkannya?, walaupun pada kenyataannya
istrinya adalah seorang yang sangat pengertian dan sabar. Atau, hal yang lebih
mungkin lebih umum, apakah anda pernah menonton film berjudul Beautiful Mind? Film yang diadaptasi
dari seorang tokoh nyata yang bernama John Forbes Nash, seorang tokoh ahli
matematika yang percaya bahwa orang-orang yang menggunakan dasi merah adalah
konspirasi orang-orang komunis yang dilakukan terhadapnya.
Contoh-contoh diatas adalah sebagian kecil dari contoh-contoh kasus schizophrenia yang terjadi di seluruh
dunia. Schizophrenia adalah gangguan dengan banyak gejala yang melibatkan
gangguan pada isi pikiran, bentuk dari pikiran, pemaknaan, perasaan, motivasi,
perilaku, pengertian diri sendiri, dan fungsi-fungsi dalam diri lainnya. Secara singkat dan sederhana, orang yang mengalami schizophrenia mengalami, mendengar, dan melihat hal-hal yang tidak dilihat oleh orang lain, mereka mengalami halusinasi. Serta kepercayaan yang salah terhadap sesuatu, terlalu cepat mengambil kesimpulan, memiliki kecurigaan berlebihan terhadap sesuatu, atau yang disebut dengan delusi. Ciri-ciri dan penyebab lebih lengkap dari gangguan ini dibahas di artikel selanjutnya.
Schizophrenia pertama ditemukan oleh seorang dokter Perancis, Benedict
Morel (1809-1873), dan secara sistematis didefinisikan oleh Emil Kraepelin
(1856-1926). Gangguan ini disebut juga
dengan Dementia Praecox yang artinya merujuk pada penuaan pada otak yang terjadi pada usia muda, dan akhirnya mengarah pada hancurnya kepribadian. Eugen Bleuler tidak setuju dengan konsep Kraeplin mengenai dementia praecox, dan menyarankan perubahan nama dan pengertian atas gangguan yang bersangkutan. Menurut Bleuer, gangguan ini lebih tepat disebut dengan schizophrenia. Sebuah kata yang berarti bahwa ada kurangnya keutuhan antara fungsi psikologis pada seseorang. Hal ini lah yang menyebabkan seseorang "terjebak dalam dunianya sendiri".
Kutipan yang penulis kutip di atas adalah kutipan dari salah seorang tokoh psikologi, R. D. Laing yang merupakan seorang psikiatrist yang berusaha memahami orang yang mengalami gangguan psikosis –schizophrenia adalah salah satunya- secara lebih “manusiawi” dengan melihat perasaan klien dan hal yang dieskpresikannya sebagai data penting, tidak hanya dari gejala yang muncul.
Hal yang dikatakan oleh Laing adalah sesuatu yang benar. Karena, bayangkan ketika kita berada dalam suatu dunia yang hanya kita sendiri yang mengalami dan orang lain tidak. Orang-orang tidak mempercayai apa yang kita katakan sementara kita melihat hal itu dengan mata kepala kita sendiri, dan mendengar langsung hal-hal yang orang-orang sebut dengan halusinasi.
Bayangkan jika kita melihat anak kita mengacungkan pisau pada kita dan berpikir dia akan membunuh kita, padahal menurut ibunya hal itu tidak terjadi. Atau percaya bahwa ada orang yang berusaha mencelakakan kita, menghina kita dibelakang, dan hal-hal sebagainya, tapi bukti-bukti yang kita tunjukan pada orang-orang tidak dipercaya, dan mereka hanya bilang, "itu hanya terjadi dalam pikiranmu". Ketika kita berusaha mencari pertolongan, yang kita dapatkan malah anjuran meminum obat atau malah yang paling parah adalah dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa. Padahal kita merasa kita tidak sakit.
Kita berada di dunia yang tidak ada orang yang mengerti kecuali diri kita sendiri, tidakah hal itu akan menyebabkan kita menjadi putus asa. Bahkan mungkin bukan hanya kita yang berputus asa tapi orang-orang sekitar kita, dan orang-orang yang kita sayangi yang harus berusaha menyesuaikan diri dengan dunia kita, dan harus berusaha mengerti dunia kita.
Untuk mengetahui ciri-ciri dan penyebabnya silahkan baca artikel berikut ini :
Waspadai Gejala ini Pada Diri Anda Maupun Orang Terdekat Anda - Schizophrenia (Bagian 2)
Perjalanan Menuju Keterasingan Dari Kenyataan - Schizophrenia (Bagian 3)
Semoga Artikel ini Bisa Bermanfaat :)
dengan Dementia Praecox yang artinya merujuk pada penuaan pada otak yang terjadi pada usia muda, dan akhirnya mengarah pada hancurnya kepribadian. Eugen Bleuler tidak setuju dengan konsep Kraeplin mengenai dementia praecox, dan menyarankan perubahan nama dan pengertian atas gangguan yang bersangkutan. Menurut Bleuer, gangguan ini lebih tepat disebut dengan schizophrenia. Sebuah kata yang berarti bahwa ada kurangnya keutuhan antara fungsi psikologis pada seseorang. Hal ini lah yang menyebabkan seseorang "terjebak dalam dunianya sendiri".
Kutipan yang penulis kutip di atas adalah kutipan dari salah seorang tokoh psikologi, R. D. Laing yang merupakan seorang psikiatrist yang berusaha memahami orang yang mengalami gangguan psikosis –schizophrenia adalah salah satunya- secara lebih “manusiawi” dengan melihat perasaan klien dan hal yang dieskpresikannya sebagai data penting, tidak hanya dari gejala yang muncul.
Hal yang dikatakan oleh Laing adalah sesuatu yang benar. Karena, bayangkan ketika kita berada dalam suatu dunia yang hanya kita sendiri yang mengalami dan orang lain tidak. Orang-orang tidak mempercayai apa yang kita katakan sementara kita melihat hal itu dengan mata kepala kita sendiri, dan mendengar langsung hal-hal yang orang-orang sebut dengan halusinasi.
Bayangkan jika kita melihat anak kita mengacungkan pisau pada kita dan berpikir dia akan membunuh kita, padahal menurut ibunya hal itu tidak terjadi. Atau percaya bahwa ada orang yang berusaha mencelakakan kita, menghina kita dibelakang, dan hal-hal sebagainya, tapi bukti-bukti yang kita tunjukan pada orang-orang tidak dipercaya, dan mereka hanya bilang, "itu hanya terjadi dalam pikiranmu". Ketika kita berusaha mencari pertolongan, yang kita dapatkan malah anjuran meminum obat atau malah yang paling parah adalah dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa. Padahal kita merasa kita tidak sakit.
Kita berada di dunia yang tidak ada orang yang mengerti kecuali diri kita sendiri, tidakah hal itu akan menyebabkan kita menjadi putus asa. Bahkan mungkin bukan hanya kita yang berputus asa tapi orang-orang sekitar kita, dan orang-orang yang kita sayangi yang harus berusaha menyesuaikan diri dengan dunia kita, dan harus berusaha mengerti dunia kita.
Untuk mengetahui ciri-ciri dan penyebabnya silahkan baca artikel berikut ini :
Waspadai Gejala ini Pada Diri Anda Maupun Orang Terdekat Anda - Schizophrenia (Bagian 2)
Perjalanan Menuju Keterasingan Dari Kenyataan - Schizophrenia (Bagian 3)
Semoga Artikel ini Bisa Bermanfaat :)
Sumber :
Whitebourne,
Halgin. 2003. Abnormal Psychology
Clinical Perspective on Psychological Disorder International Edition. New
York : McGraw-Hill
Spearing, Mellisa K. 2002. An Overview of Schizophrenia – Information
from the National Institute of Mental Health. National Institute
of Mental Health (NIMH).
McLeod, S. A. (2008). Mary
Ainsworth. Diambil dari http://www.simplypsychology.org/mary-ainsworth.html
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar
"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"