Kita sebagai manusia adalah mahluk yang tidak bisa lepas dari lingkungan sosial, kita tidak bisa terlepas dari berhubungan dengan orang lain. Terlepas dari kita menyukai hal tersebut atau tidak, kita adalah mahluk yang yang terus menerus berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Terlepas dari interaksi itu bersifat minim, hanya dalam konteks jual-beli saja misalnya, atau interaksi yang intens dengan orang lain, seperti pertemanan, mengobrol, dan sebagainya.
Pada kesempatan kali ini, hal yang akan kita bahas adalah terkait dengan minat sosial. Kita akan membahas salah satu teori milik Alfred Adler, setelah sebelumnya kita membahas mengenai superioritas dan inferioritas sekarang kita akan membahas mengenai apa pengaruh perasaan superioritas dan inferioritas tersebut terhadap diri kita. Kedua hal ini tidak hanya akan mempengaruhi pola perilaku seseorang, tapi kedua hal ini pun akan mempengaruhi hal yang penting pada diri seseorang yaitu minat sosial mereka.
Baca Juga :
Setiap Orang Mengejar Perasaan Superioritas
Minat sosial yang dimaksud oleh Adler disini bukanlah keinginan untuk bersosialisasi dengan orang lain, bukan juga seberapa besar keinginan untuk berinteraksi dengan mereka. Berbeda dengan teori kepribadian extrovert dan introvert milik Jung, diamana ketika seorang yang memiliki kepribadian extrovert adalah orang-orang yang bisa dan mampu untuk lebih terbuka dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Ketika seseorang memiliki minat sosial tinggi bukan berarti dia lebih sociable (bisa bersosialisasi) dan ketika minat sosialnya rendah dia cenderung tidak sociable.
Baca juga :
Extrovert atau Introvert, Mana Kepribadian yang Lebih Baik?
Minat sosial yang dimaksud oleh Adler adalah, apakah seseorang memiliki minat untuk bisa berguna bagi lingkungannya, minat dimana dia bisa membantu orang-orang disekitarnya atau tidak. Dan besar atau rendahnya minat sosial seseorang terhadap lingkungannya tergantung dari bagaimana cara dia menangani perasaan inferior, perasaan rendah diri yang ada pada dirinya. Ketika seseorang tidak bisa mengembangkan minat sosial pada dirinya dia akan membahayakan lingkungannya, dan Adler mengatakan bahwa hal inilah yang banyak menyebabkan mengenai gangguan jiwa.
Mungkin yang jadi pertanyaan disini adalah, sebenarnya bagaimana minat sosial bisa tumbuh pada diri seseorang? Kita sebagai manusia sebenarnya dianugrahi hal ini bahkan sejak kita kecil, setiap anak kecil, setiap bayi pasti memiliki minat sosial sampai pada tingkatan tertentu. Kita lihat saja pada anak-anak, kita mungkin melihat dimana mereka berusaha untuk membantu orangtuanya semampu mereka, memberikan hal yang mereka miliki pada temannya, menunjukan kasih sayang terhadap anak yang lebih kecil.
Tetapi walaupun demikian, minat sosial ini bisa berhenti berkembang pada diri seseorang. Terutama bagi anak-anak yang berada dalam pengasuhan yang tidak tepat, atau pada anak-anak yang mengalami kekerasan di dalam keluarganya. Disini, keluarga, orangtua, dan pengasuh menjadi point penting dalam perkembangan minat sosial, karena dari merekalah anak-anak mendapatkan kasih sayang pertama kali, mencontoh untuk yang pertama kalinya, dan mendapat pembelajaran mengenai banyak hal.
Baca juga :
Sudah Tepatkah Pola Asuh Anda
Ketika orangtua gagal atau memberikan perilaku yang tidak tepat terhadap anak mereka, hal itu bisa membuat anak mengalami hal-hal yang membuatnya merasakan perasaan rendah diri, hal-hal yang membuatnya merasa inferior. Jika dia tidak bisa mengatasi hal ini, jika dia tidak bisa menangani perasaan inferior dan dia tidak bisa mencapai perasaan superior dengan hal yang wajar, maka minat sosialnya tidak akan bisa berkembang, dan alih-alih minat sosial yang berkembang dia akan mengembangkan minat terhadap dirinya sendiri.
Ketika minat sosialnya tidak berkembang maka dia akan berusaha memenuhi tujuannya dengan perilaku-perilaku yang merugikan lingkungan sosialnya, karena dia hanya memiliki minat terhadap dirinya sendiri. Gaya hidup yang muncul pun cenderung sia-sia, karena yang penting dia merasakan hal-hal yang menyenangkan untuk dirinya, dan dia tidak peduli dengan hal lain. Salah satu contoh yang paling sederhana terkait hal ini adalah kriminalitas, seseorang yang tidak mengembangkan minat sosialnya dengan baik berperilaku kriminal untuk memenuhi tujuannya tanpa peduli dengan kepentingan orang lain.
Seseorang yang memiliki minat sosial rendah bisa saja merupakan seorang yang mudah bersosialisasi, orang yang terlihat ramah. Tetapi walaupun demikian, dia melakukan hal tersebut bukan karena dia berusaha menjalin hubungan dengan orang lain. Melainkan, dia melakukan hal tersebut adalah untuk memanfaatkan orang lain misalnya. Perasaan rendah diri atau inferioritas dan minat sosial inilah yang menurut Adler merupakan sumber dari gangguan jiwa.
Perasaan inferior dan superior bukanlah sesuatu yang bisa dilihat secara objektif, tapi hal itu tergantung dari apa yang dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Sebagai misal, belum tentu orang yang memiliki status sosial tinggi, kaya, dan terpandang dimasyarakat merasa bahwa dirinya superior, bisa saja sebetulnya dia merasakan ada yang kurang dari dalam dirinya, sebagai misal kasih sayang dari orang lain sehingga dia menggunakan statusnya untuk menutupi perasaan tersebut, dia menggunakan kekayaannya untuk menutupi hal tersebut.
Baca juga :
Uang dan Menjadi Kaya Tidak Akan Bisa Membuat Kita Lebih Bahagia
Sehingga ada beberapa kasus dimana orang-orang yang terlihatnya mapan, atau dia terpandang, dan memiliki kedudukan dimasyarakat. Mereka seakan-akan tidak memiliki minat sosial yang tinggi, mereka memanfaatkan jabatannya untuk tujuan pribadi mereka, mereka menggunakan kekayaannya untuk mengontrol orang lain untuk mencapai tujuannya, tanpa mereka peduli dengan akibat yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Mereka berbuat kerusakan terhadap orang lain, padahal sebetulnya mereka tidak perlu berbuat seperti itu karena mereka merupakan orang yang sudah mapan.
Bukankah hal yang aneh, ketika seseorang sudah mapan secara harta, status, dan kedudukan tetapi masih harus menunjukan hal tersebut. Memaksa orang lain untuk mengakui hal tersebut, jawabannya adalah untuk apa jika bukan untuk menutupi kelemahan yang ada pada diri mereka, apapun itu. Seseorang yang minat sosialnya berkembang dengan baik tidak akan melakukan hal seperti itu, karena dia akan menggunakan perasaan superior yang dia miliki, hal-hal yang mereka dapatkan untuk membantu lingkungannya menjadi lebih baik, untuk membantu orang-orang disekitarnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga artikel ini bisa membuat kita lebih memahami diri kita dan lebih memahami tentang orang-orang yang berada disekitar kita. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat :)
Teori-teori yang mungkin menarik bagi anda :
Pada Dasarnya Kita Semua Menggunakan "Topeng"
perkembangan-kepribadian-menurut-teori Freud
Pada kesempatan kali ini, hal yang akan kita bahas adalah terkait dengan minat sosial. Kita akan membahas salah satu teori milik Alfred Adler, setelah sebelumnya kita membahas mengenai superioritas dan inferioritas sekarang kita akan membahas mengenai apa pengaruh perasaan superioritas dan inferioritas tersebut terhadap diri kita. Kedua hal ini tidak hanya akan mempengaruhi pola perilaku seseorang, tapi kedua hal ini pun akan mempengaruhi hal yang penting pada diri seseorang yaitu minat sosial mereka.
Baca Juga :
Setiap Orang Mengejar Perasaan Superioritas
Minat sosial yang dimaksud oleh Adler disini bukanlah keinginan untuk bersosialisasi dengan orang lain, bukan juga seberapa besar keinginan untuk berinteraksi dengan mereka. Berbeda dengan teori kepribadian extrovert dan introvert milik Jung, diamana ketika seorang yang memiliki kepribadian extrovert adalah orang-orang yang bisa dan mampu untuk lebih terbuka dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Ketika seseorang memiliki minat sosial tinggi bukan berarti dia lebih sociable (bisa bersosialisasi) dan ketika minat sosialnya rendah dia cenderung tidak sociable.
Baca juga :
Extrovert atau Introvert, Mana Kepribadian yang Lebih Baik?
Minat sosial yang dimaksud oleh Adler adalah, apakah seseorang memiliki minat untuk bisa berguna bagi lingkungannya, minat dimana dia bisa membantu orang-orang disekitarnya atau tidak. Dan besar atau rendahnya minat sosial seseorang terhadap lingkungannya tergantung dari bagaimana cara dia menangani perasaan inferior, perasaan rendah diri yang ada pada dirinya. Ketika seseorang tidak bisa mengembangkan minat sosial pada dirinya dia akan membahayakan lingkungannya, dan Adler mengatakan bahwa hal inilah yang banyak menyebabkan mengenai gangguan jiwa.
Mungkin yang jadi pertanyaan disini adalah, sebenarnya bagaimana minat sosial bisa tumbuh pada diri seseorang? Kita sebagai manusia sebenarnya dianugrahi hal ini bahkan sejak kita kecil, setiap anak kecil, setiap bayi pasti memiliki minat sosial sampai pada tingkatan tertentu. Kita lihat saja pada anak-anak, kita mungkin melihat dimana mereka berusaha untuk membantu orangtuanya semampu mereka, memberikan hal yang mereka miliki pada temannya, menunjukan kasih sayang terhadap anak yang lebih kecil.
Tetapi walaupun demikian, minat sosial ini bisa berhenti berkembang pada diri seseorang. Terutama bagi anak-anak yang berada dalam pengasuhan yang tidak tepat, atau pada anak-anak yang mengalami kekerasan di dalam keluarganya. Disini, keluarga, orangtua, dan pengasuh menjadi point penting dalam perkembangan minat sosial, karena dari merekalah anak-anak mendapatkan kasih sayang pertama kali, mencontoh untuk yang pertama kalinya, dan mendapat pembelajaran mengenai banyak hal.
Baca juga :
Sudah Tepatkah Pola Asuh Anda
Ketika orangtua gagal atau memberikan perilaku yang tidak tepat terhadap anak mereka, hal itu bisa membuat anak mengalami hal-hal yang membuatnya merasakan perasaan rendah diri, hal-hal yang membuatnya merasa inferior. Jika dia tidak bisa mengatasi hal ini, jika dia tidak bisa menangani perasaan inferior dan dia tidak bisa mencapai perasaan superior dengan hal yang wajar, maka minat sosialnya tidak akan bisa berkembang, dan alih-alih minat sosial yang berkembang dia akan mengembangkan minat terhadap dirinya sendiri.
Ketika minat sosialnya tidak berkembang maka dia akan berusaha memenuhi tujuannya dengan perilaku-perilaku yang merugikan lingkungan sosialnya, karena dia hanya memiliki minat terhadap dirinya sendiri. Gaya hidup yang muncul pun cenderung sia-sia, karena yang penting dia merasakan hal-hal yang menyenangkan untuk dirinya, dan dia tidak peduli dengan hal lain. Salah satu contoh yang paling sederhana terkait hal ini adalah kriminalitas, seseorang yang tidak mengembangkan minat sosialnya dengan baik berperilaku kriminal untuk memenuhi tujuannya tanpa peduli dengan kepentingan orang lain.
Seseorang yang memiliki minat sosial rendah bisa saja merupakan seorang yang mudah bersosialisasi, orang yang terlihat ramah. Tetapi walaupun demikian, dia melakukan hal tersebut bukan karena dia berusaha menjalin hubungan dengan orang lain. Melainkan, dia melakukan hal tersebut adalah untuk memanfaatkan orang lain misalnya. Perasaan rendah diri atau inferioritas dan minat sosial inilah yang menurut Adler merupakan sumber dari gangguan jiwa.
Perasaan inferior dan superior bukanlah sesuatu yang bisa dilihat secara objektif, tapi hal itu tergantung dari apa yang dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Sebagai misal, belum tentu orang yang memiliki status sosial tinggi, kaya, dan terpandang dimasyarakat merasa bahwa dirinya superior, bisa saja sebetulnya dia merasakan ada yang kurang dari dalam dirinya, sebagai misal kasih sayang dari orang lain sehingga dia menggunakan statusnya untuk menutupi perasaan tersebut, dia menggunakan kekayaannya untuk menutupi hal tersebut.
Baca juga :
Uang dan Menjadi Kaya Tidak Akan Bisa Membuat Kita Lebih Bahagia
Sehingga ada beberapa kasus dimana orang-orang yang terlihatnya mapan, atau dia terpandang, dan memiliki kedudukan dimasyarakat. Mereka seakan-akan tidak memiliki minat sosial yang tinggi, mereka memanfaatkan jabatannya untuk tujuan pribadi mereka, mereka menggunakan kekayaannya untuk mengontrol orang lain untuk mencapai tujuannya, tanpa mereka peduli dengan akibat yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Mereka berbuat kerusakan terhadap orang lain, padahal sebetulnya mereka tidak perlu berbuat seperti itu karena mereka merupakan orang yang sudah mapan.
Bukankah hal yang aneh, ketika seseorang sudah mapan secara harta, status, dan kedudukan tetapi masih harus menunjukan hal tersebut. Memaksa orang lain untuk mengakui hal tersebut, jawabannya adalah untuk apa jika bukan untuk menutupi kelemahan yang ada pada diri mereka, apapun itu. Seseorang yang minat sosialnya berkembang dengan baik tidak akan melakukan hal seperti itu, karena dia akan menggunakan perasaan superior yang dia miliki, hal-hal yang mereka dapatkan untuk membantu lingkungannya menjadi lebih baik, untuk membantu orang-orang disekitarnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga artikel ini bisa membuat kita lebih memahami diri kita dan lebih memahami tentang orang-orang yang berada disekitar kita. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat :)
Teori-teori yang mungkin menarik bagi anda :
Pada Dasarnya Kita Semua Menggunakan "Topeng"
perkembangan-kepribadian-menurut-teori Freud
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar
"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"