Translate

Gangguan Identitas Gender (GIG) - Bagian 2 : Penyebab



          Gangguan Identitas Gender atau disingkat menjadi GIG, adalah gangguan dimana seseorang merasa dilahirkan dalam jenis kelamin yang salah, seorang pria yang merasa dia adalah wanita dalam tubuh pria, dan sebaliknya. Pertanyaanya, apa sih yang menyebabkan mereka mengalami keadaan tersebut? Bagaimana proses terjadinya gangguan tersebut? Para ahli mengatakan bahwa ada tiga faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengembangkan gangguan tersebut. Diantaranya adalah faktor biologis, faktor sosial lingkungan, dan faktor psikologis. Berdasarkan faktor biologis, dikatakan bahwa orang-orang yang memiliki kecenderungan untuk mengembangkan gangguan identitas gender adalah karena adanya kelebihan hormon pria pada seorang wanita, dan kelebihan hormon wanita pada seorang pria. Ketidakseimbangan hormon ini adalah salah satu hal yang menjadi pemicu gangguan ini. Faktor biologis ini bisa diperkuat dengan adanya faktor lingkungan sosial dan faktor psikologis. Dengan dieksposnya media sosial terhadap wanita yang terlalu maskulin atau pria yang terlalu feminim hal ini memungkinkan anak untuk mencontoh perilaku tersebut, jika hal ini dikombinasikan dengan orang tua yang tidak peka dan tidak peduli terhadap perubahan perilaku pada anak, seperti membiarkan anak laki-laki yang bermain boneka barbie, atau memuji anak laki-laki yang bertingkah lucu seperti perempuan, membiarkan anak perempuan memainkan permainan laki-laki dan bersifat seperti laki-laki, hal ini lah yang bisa menyebabkan anak mengembangkan gangguan identitas gender yang lebih serius dikemudian hari.

       Sigmund Freud, bapak psikoanalisa berpendapat bahwa gangguan ini
berkembang karena hilangnya peran ayah atau sosok laki-laki dari anak laki-laki, dan hilangnya peran ibu atau sosok wanita dari anak perempuan. Sosok ayah dan ibu terutama menjadi penting pada saat anak dari jenis kelamin yang sama berada pada masa mencotoh peran gender masing-masing kelamin, jika kita mengarah pada teori Freud, yaitu pada usia 4-5 atau 6 tahun, yang disebut oleh Freud sebagai fase phalic. Anak laki-laki yang terlalu dekat dengan ibu, dan jauh dari ayah atau, ayah yang terlalu keras, dan tidak ada sosok pria lainnya seperti paman atau kakek, akan menyebabkan anak meniru peran ibu dan akhirnya menerapkan peran tersebut dalam dirinya. Hal yang sama terjadi juga pada anak perempuan, yang berbeda adalah anak perempuan yang mengalami gangguan identitas gender adalah perempuan yang meniru peran ayah.

           Pencegahan yang bisa dilakukan sebenarnya bisa mengacu pada teori penyebab yang muncul, yaitu orang tua secara aktif berperan dalam mengajarkan peran gender yang sesuai dengan anaknya. Ayah yang mengajarkan bagaimana caranya menjadi seorang laki-laki pada anak laki-lakinya, dan ibu yang mengajarkan anaknya untuk bagaimana peran wanita yang benar. Intinya adalah bagaimana orangtua menjadi contoh yang baik, dan menjadi panutan bagi anak-anaknya. Kehadiran orang tua sangatlah penting bagi anak untuk menetapkan peran gender yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Yang jadi masalah adalah bagaimana caranya bagi orang-orang yang merasa bahwa dirinya mengalami gangguan identitias gender? Sebenarnya para ahli memberikan beberapa alternatif bagi orang-orang yang demikian, diantaranya adalah terapi hormon, dan terapi psikologis untuk membantu mental dan psikologis mereka merasakan bahwa gender mereka sesuai dengan jenis kelamin yang mereka miliki.

Sumber :

Davison, G.C. ; Neale. J.M. ; Kring, A.M. (2006). Psikologi Abnormal (Edisi ke-9). Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Nevid, J.S; Rathus, S.A; Greene, B.A. (2000) . Abnormal Psychology In A Changing World (4th edition). New Jersey : Prentice Hall.

1 comment:

  1. Sangat berat sebelah. Tidak netral. Tidak ditulis adanya opsi perubahan kelamin.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"