Salah satu tokoh fiksi dengan kepribadian ganda. Gollum dari karya fiksi populer The Lord of The Ring dan The Hobbit |
Pembaca pasti setidaknya pernah mendengar atau bahkan membaca mengenai “kepribadian ganda”. Suatu gangguan yang cukup populer, karena ada karya-karya dalam bentuk novel seperti “Sybil” dan “24 Wajah Billy” yang membahas mengenai gangguan ini. Mungkin jika pembaca masih asing dengan dua karya tersebut, untuk sedikit bisa membayangkan mengenai gangguan ini dengan lebih jelas pembaca bisa coba melihat contoh-contoh karakter dalam film fiksi populer.
Sebagai contoh, seperti karakter Norman Osborn dalam Spiderman yang memiliki kepribadian Norman yang baik hati, dan Goblin yaitu kepribadian lain dari dirinya yang cenderung seperti teroris, atau kita juga bisa melihat gangguan ini pada karakter bernama Gollum dari karya fiksi populer The Lord Of The Ring dan The Hobbit. Satu kepribadian memiliki sifat yang penakut, baik, dan ramah, sementara kepribadian lainnya adalah seorang yang jahat, licik, dan penipu.
Sebenarnya gangguan kepribadian menjadi suatu gangguan yang kontroversial bahkan hingga saat ini, terutama dalam bidang hukum. Bayangkan, bagaimana cara menghukum orang yang bahkan tidak ingat dengan perilaku kriminalnya sendiri?
Pada kasus Billy Milligan, orang-orang menyangka dan menyebut dia sebagai seorang penipu ulung yang jago berakting. Orang-orang berkata bahwa dia seperti itu hanya untuk menghindari hukuman kasus pencurian dan pemerkosaan yang telah dia lakukan. Tapi walaupun demikian, para psikolog yang menangani Billy yakin bahwa Billy mengalami gangguan psikologis serius.
Para psikolog mengatakan bahwa dia memiliki 24 kepribadian yang berbeda-beda, yang pada awalnya hanya diketahui 10 kepribadian. Tetapi pada pemeriksaan-pemeriksaan selanjutnya, ditemukan lagi 14 kepribadian, yang ternyata “dihukum” karena kepribadian tersebut dianggap merugikan Billy oleh kepribadian-kepribadian lain yang lebih dominan. Dalam buku biografinya disebutkan bahwa kemungkinan Billy mengembangkan gangguan ini adalah karena kekerasan yang dilakukan oleh ayah tirinya pada saat dia masih anak-anak.
Pada kasus Sybil pun demikian, dokter yang menangani kasus tersebut dituding mempengaruhi Sybil dan membuatnya jadi percaya bahwa dia memiliki kepribadian ganda. Dokter tersebut dituduh menggunakan Sybil sebagai media publikasi dirinya, walaupun sebenarnya tidak demikian.
Terlepas dari kontroversi apakah kepribadian ganda merupakan suatu gangguan psikologis serius atau bahwa hal tersebut merupakan kemampuan akting yang sangat hebat dari yang bersangkutan, kepribadian ganda sudah masuk list gangguan di dalam DSM -The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders- (buku panduan bagi para psikolog untuk menentukan suatu gangguan).
Nama resmi dalam psikologi dari kepribadian ganda adalah Dissociative Identity Disorder atau disingkat menjadi DID. Gangguan ini adalah gangguan mental yang terkait dengan rusaknya ingatan, kehilangan kesadaran, kehilangan identitas dan rusaknya pemaknaan pada orang tersebut.
Kata disosiatif pada Dissociative Identity Disorder merupakan salah satu defence mechanism dalam teori Freud, disosiasi adalah mekanisme pertahanan yang digunakan oleh seseorang dengan cara “menghindar” dan “melepaskan” atau “memutuskan” hubungan dengan dunia luar, dia berusaha menghindar mungkin dengan cara melamun atau bahkan menghilangkan kesadarannya mengenai kejadian yang sedang terjadi sehingga dia bisa terlepas dari stress.
Baca juga :
Disosiasi digunakan oleh seseorang sebagai mekanisme pertahanan untuk menghindari rasa sakit fisik, emosi, atau dari pengalaman traumatik yang tidak menyenangkan dan stress. Menurut para ahli, kriteria dari Dissociative Identity Disorder adalah:
Adanya dua atau lebih identitas dalam diri seseorang
- Paling tidak dua kepribadian yang muncul pada diri seseorang sudah pernah mengendalikan perilaku secara berulang-ulang
- Kesulitan untuk mengingat informasi pribadi yang penting karena kepribadiannya berganti-ganti. (Jadi dia tidak akan sadar bahwa dia memiliki kepribadian lain dalam dirinya)
Seseorang disebut mengalami Dissociative Identity Disorder ketika orang tersebut memiliki paling sedikit dua kondisi ego atau dengan kata lain dua kepribadian yang berbeda dalam dirinya. Lalu memiliki perasaan. perilaku dan pikiran yang terpisah, serta kepribadian ini muncul dan mengendalikan tubuh orang yang bersangkutan pada waktu yang berbeda, dengan kata lain seakan-akan ada dua orang atau lebih pada tubuh yang sama. Setiap kepribadian muncul dengan identitas yang berbeda-beda mereka memiliki cerita yang berbeda, karakter yang berbeda dan nama yang berbeda.
Baca juga :
Tapi walaupun demikian, ada kepribadian yang lebih sering muncul dan menggunakan identitas asli atau kepribadian yang disebut dengan host identity. Sementara ada juga yang disebut dengan alter identities, yaitu merupakan kepribadian lain yang berkembang dalam diri seseorang dan terkadang punya karakter dengan perbedaan yang sangat mencolok.
Sebagai contoh, alter identity bisa jadi memiliki jenis kelamin yang berlawanan, usia yang berbeda dengan kenyataan, gaya menulis yang berbeda, orientasi seksual yang berbeda, cara memaknai sesuatu, cara berbicara bahkan pengetahuan umum mereka pun berbeda.
Misalnya, pada contoh kasus Billy Milligan, salah satu alter identity nya adalah seorang wanita lesbian (wanita homoseksual) tapi host identity nya yaitu Billy adalah seorang pria heterosexual.
Dissosiative Identity Disorder biasanya berkembang bahkan sejak masa anak-anak, tapi gangguan ini jarang bisa terdeteksi dan kebanyakan diketahui ketika memasuki usia dewasa. Gangguan ini biasanya lebih sering muncul pada wanita jika dibandingkan dengan pria.
Seseorang dengan DID biasanya disertai dengan adanya sakit kepala, ketergantungan terhadap zat-zat tertentu, adanya fobia, muncul halusinasi, terdapat upaya untuk melakukan bunuh diri, adanya disfungsi seksual, dan juga ciri-ciri disosiasi lain sebagai misal adanya amnesia dan depersonalisasi.
Seperti halnya dewasa dengan DID, anak-anak dengan DID menunjukkan adanya perilaku-perilaku yang berbeda-beda dan adanya masalah pada emosinya. Mereka menunjukan tingkah laku yang tidak menentu di sekolah, terkadang mereka menjadi anak yang sangat baik dan terkadang mereka menjadi anak yang “tidak baik”.
Mereka memiliki kecenderungan-kecenderungan perilaku antisosial, misalnya mencuri, senang bermain dengan api, dan agresif yang berlebihan. Mereka juga mungkin akan terlibat dalam perilaku seks bebas dan penyalahgunaan zat-zat terlarang. Anak-anak dengan gangguan ini juga bisa jadi memiliki ciri-ciri yang mirip dengan orang yang mengalami gangguan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Baca juga :
Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat :)
Jika dirasa bermanfaat silahkan share pada teman-teman ataupun orang-orang yang anda sayangi karena mungkin mereka membutuhkan :D
Untuk mengetahui ciri-ciri, penyebab, dan penanganan secara lebih detail silahkan lanjutkan ke artikel selanjutnya :
Emmmmh msiih binguung
ReplyDeleteTpii thanks buat rincian pembahasannya , ane jdi tau sdkit tentang kepribadian ganda
Hahaha iyaa semoga bermanfaat
Deletesaya suka sekali dengan pembahasan D.I.D ini, kebetulan sangat terkait dengan skripsi yang sedang saya kerjakan. Saya suka dengan penjelasannya, kalau boleh tahu bisa saya minta daftar refernsi buku yang digunakan? terimakasih..
ReplyDelete