Berbagai Cara Menangani OCD

Dari gambaran artikel sebelumnya mengenai OCD mungkin membuat kita menjadi bertanya-tanya, adakah cara untuk terhindar dari gangguan ini? Atau adakah cara untuk mengobati gangguan ini? Sebenarnya para ahli belum menemukan cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan obsesif-kompulsif. tetapi, ada beberapa terapi dan pengobatan yang bisa dilakukan sejak dini sehingga hal tersebut bisa mencegah gangguan obsesif-kompulsif ini berkembang menjadi lebih parah, diantaranya : 

1. Exposure and Ritual Prevention (ERP)

Pendekatan terapi ERP dilakukan dengan menekankan penyembuhan terhadap pikiran-pikiran penderita OCD yang menyebabkan perilaku kompulsif yang mereka lakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang mereka anggap tidak menyenangkan atau menakutkan. Metode ini dilakukan dengan membuat seseorang membiarkan dirinya menghadapi situasi yang menyebabkan munculnya pikiran obsesif. Sebagai misal, memegang piring kotor yang membuat mereka berpikir untuk mencuci tangan karena takut terinfeksi. Setelah hal itu
dilakukan, kemudian mereka dibuat untuk menghindari atau tidak melakukan perilaku kompulsif mereka yang biasanya dilakukan. Misalnya, mencuci tangan secara berlebihan dan berulang-ulang. Metode ini berpendapat bahwa sebenarnya perilaku kompulsif tersebut bukan menghilangkan kecemasan. 

Tetapi mereka menimbulkan efek sebaliknya, yaitu merupakan penguat negatif karena mengurangi kecemasan untuk sementara ketika seseorang berhadapan dengan suatu peristiwa dalam lingkungan mereka yang menimbulkan munculnya obsesi. Dengan mencegah seseorang untuk melakukan perilaku kompulsif tersebut dan membuatnya menghadapi hal yang menimbulkan kecemasan. Hal ini diharapkan bisa menghilangkan kecemasannya tersebut dikemudian hari, bisa meyakinkan seseorang dengan OCD bahwa hal buruk yang mereka pikirkan sebenarnya tidak akan terjadi.

2. Terapi Psikoanalisis

Para ahli teori psikoanalisa mengembangkan terapi untuk orang dengan gangguan obsesi dan kompulsi. Terapi ini dilakukan yaitu dengan cara mengangkat represi (ketakutan atau masalah yang ditekan dalam diri) dan membantu pasien dengan memberi jalan untuk menghadapi dan menyelesaikan hal inti dari ketakutannya tersebut. Menurut teori ini pikiran obsesif dan perilaku kompulsif pada orang yang menderita OCD muncul untuk melindungi diri dari masalah yang ditekan kedalam alam bawah sadar. Tujuan dari terapi ini adalah untuk menimbulkan insight atau pemahaman mengenai berbagai masalah dan ketakutan yang tidak disadari sehingga mereka bisa menghadapi masalah dan ketakutan tersebut.

3. Terapi Perilaku Rasional Emotif

Terapi ini dilakukan untuk membantu orang dengan OCD menghilangkan pikiran dan keyakinan bahwa segala hal harus berjalan seperti yang mereka rencanakan, seperti yang mereka inginkan, atau menghilangkan pikiran-pikiran bahwa segala perilaku yang mereka lakukan harus selalu mutlak menghasilkan sesuatu yang sempurna. 

4. Penanganan Biologis

Obat-obatan yang bisa meningkatkan kadar serotonin, contohnya adalah SSRI dan beberapa tricylic, adalah penanganan secara biologis yang sering diberikan kepada orang yang menderita OCD. Tetapi, beberapa penelitian lain juga ada yang menunjukkan bahwa obat-obatan yang berfungsi sebagai penghambat pengembalian serotonin, seperti flouxetine (Prozac), menunjukan hasil yang positif bagi penderita OCD dibanding placebo atau tricylic. 

Namun demikian, manfaat yang dihasilkan oleh obat-obatan hanya bersifat sementara. Sehingga, ketika obat berhenti atau kehilangan efeknya gejala-gejala gangguan OCD akan kembali muncul. Selain itu, ditemukan juga beberapa efek samping, seperti adanya mual, sulit tidur atau insomnia, munculnya agitasi, atau efek-efek negatif bagi kesehatan jantung dan peredaran darah. 

Sumber :

Davidson, C Gerald, Neale, John M, Kring, Ann M (2006) Psikologi Abnormal Edisi ke-9, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. 

Butcher, James N, Mineka, Susan, Hooley, Jill M (2008) Abnormal Psychology Core Concepts, Pearson Education Inc.