Translate

Kecemasan Tidak Hanya Merusak Kesehatan Psikologis Anda

Gambar diambil dari wisegeek.com
Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai gambaran umum gangguan somatisasi, penulis kali ini ingin membahas tentang penyebabnya. Seseorang bisa merasakan banyak penyakit, tapi ketika diperiksa mereka sehat-sehat saja, sebenarnya apa sih yang terjadi dalam diri mereka? Kenapa mereka seperti itu?

Jawabannya adalah, Mereka yang mengalami gangguan somatisasi orang-orang yang cenderung cemas, mereka adalah orang yang terlalu sensitif terhadap gejala-gejala fisik yang ia rasakan, hal ini disebabkan karena dia memaknakan gejala tersebut sebagai sesuatu yang bisa membahayakan dirinya. Misalnya merasa pegal-pegal, atau sedikit pusing, mereka menganggap hal tersebut adalah penyakit serius yang perlu ditangani dokter.

Berbagai macam rasa sakit yang muncul, perasaan tidak nyaman, atau adanya disfungsi seksual yang terjadi, menurut para ahli hal ini merupakan hasil dari kecemasan berlebihan yang cenderung tidak realistis terhadap gejala-gejala fisik yang ia rasakan. Jadi sebenarnya mereka itu tidak sakit apa-apa, tapi karena mereka cemas munculah perasaan-perasaan tidak enak pada tubuh, dan seakan-akan tubuh menjadi sakit.

Bersesuaian dengan hal tersebut yaitu faktor kecemasan, orang yang mengalami gangguan somatisasi cenderung memiliki tingkat hormon kortisol yang tinggi. Biasanya orang yang memiliki hormon kortisol yang tinggi adalah orang yang sedang berada dalam tekanan. Tingginya level kortisol ini dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan somatisasi, gangguan yang sangat berkaitan dengan gangguan ini adalah gangguan kecemasan dan gangguan panik, yang mungkin akan kita bahas lagi di artikel selanjutnya.


Jika kita melihat pada kasus Alice pada artikel sebelumnya, dari hasil wawancara dengan psikolognya terungkap bahwa sebenarnya ia adalah seseorang yang mengalami kecemasan tinggi dalam banyak situasi, salah satunya adalah dia sangat takut untuk memasuki situasi dimana ia mungkin akan dinilai orang lain

Hal ini ditambah dengan, perkawinannya sedang goyah, Alice dan suaminya sedang mempertimbangkan untuk bercerai. Masalah perkawinan serta masalah kecemasan yang dialami Alice bisa menjelaskan bahwa, sepertinya kedua hal tersebut berkaitan dengan rasa sakit yang dialami oleh Alice ketika berhubungan seksual, ketidak tertarikannya pada hubungan seksual, dan kecemasannya menyebabkan gangguan-gangguan pada fisiknya.

Penyebab lain yang didapat dari penelitian adalah faktor genetik, hal ini ditemukan dapat mempengaruhi seseorang mudah dalam mengembangkan gangguan somatisasi. Ketika seseorang memiliki hubungan keluarga dengan laki-laki yang mengalami gangguan kepribadian antisosial atau perempuan yang mengalami gangguan somatisasi. 

Hal lain yang bisa berkontribusi pada perkembangan dan penyebab yang bisa menimbulkan gangguan somatisasi adalah interaksi personal, kognitif, dan proses belajar. Pada orang yang berasal dari latar belakang keluarga yang neurotik, keluarga yang cenderung cemas, terlalu ketat dalam menekankan aturan, terlalu peduli dengan pandangan orang lain, orang tua pemarah, dan sebagainya, keluarga seperti ini cenderung bisa membuat anggota didalamnya mengembangkan gangguan somatisasi. Gangguan ini muncul dengan cara mereka salah menafsirkan gejala-gejala fisik yang terjadi pada tubuh mereka sebagai suatu ancaman.

Selain itu, pembelajaran yang salah juga bisa membuat seseorang mengembanggakan gangguan ini. Misalnya terlalu dimanja oleh orang tua, hal ini bisa mengakibat anak tumbuh dalam keluarga yang memberi contoh bahwa mengeluhkan rasa sakit, bisa menyebabkan dia mendapatkan simpati dan perhatian dari orang lain  bahkan hal ini digunakan untuk menghindari tanggung jawab. Pembiasaan terhadap hal ini bisa membuat anak mengalami gangguan somatisasi di kemudian hari

Pandangan psikoanalisa, Freud, menjelaskan bahwa gangguan ini terjadi pada pada perkembangan seksual anal terutama di masa falik, Freud mempercayai anak perempuan akan mengembangkan sesuatu yang disebut dengan nama Electra Complex. Yaitu pengalaman terkait dengan perasaan seksual kepada ayahnya yang bersamaan dengan keharusan untuk berkompetisi dengan ibu dalam mendapatkan cinta dan kasih sayang dari ayah. Kesadaran bahwa ibu lebih kuat dan lebih berkuasa atas ayah menyebabkan anak perempuan menekan keinginan tersebut. 

Freud mempercayai apabila pada fase ini anak tersebut sering direspon oleh orang tua secara berlebihan dan secara kasar ketika mereka meminta perhatian, seperti dengan cara memberi anak hukuman yang terlalu keras, konflik Electra pada anak tidak akan terselesaikan dan hal ini akan menyebabkan dia mengalami kecemasan terkait seksual selama hidupnya. 

Dari hal itu Freud mengatakan bahwa wanita yang mengalami hal tersebut dan mengalami kecemasan secara seksual akan cenderung memindahkan dan menutupi kecemasan tersebut dengan penyakit-penyakit yang muncul secara fisik.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan ini dengan beberapa cara, yaitu dengan cara mengetahui faktor-faktor penyebab yang bisa membuat seseorang mengembangkan gangguan tersebut. Seperti yang kita bahas saat ini.

Langkah selajutnya adalah dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab tersebut. Misalnya dengan mencegah terjadinya peristiwa-peristiwa yang bisa membuat seseorang menjadi cemas. Pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan memberikan contoh yang baik bagi anak, diantaranya adalah orang tua agar tidak terlalu membebani anak dengan berat dan membuat anak menjadi tertekan atau stress, atau tidak memberi contoh pada anak-anak bahwa dengan menunjukan rasa sakit bisa mendapatkan rasa belas kasihan dari orang lain.

Sumber :

Davidson, Gerald C, dkk. (2006). Psikologi Abnormal Edisi ke 9. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Butcher, James N, dkk. (2008). Abnormal Psychology Core Concept. Boston : Pearson Education Inc.

Paykel, Eugene S. (1994). Prevention in Psychiatry. London : The Dorset Press.

Comer, Ronald, dkk. (2012). Psychology Around Us 2nd Edition. USA : Wiley.

Jr, G Richard S., M.D. (1990). Somatization Disorder in Medical Setting. Maryland : Diane Publishing

Nolen, Susan-Hoeksema. (2007). Abnormal Psychology Fourth Edition. New York : McGraw-Hill Education

2 comments:

  1. orang2 kantoran (termasuk gue juga sih) rentan sama gangguan ginian masbro, makanya selalu diusahain olahraga sama positive thinking aja deh
    nice sharing, masbro

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih :)

      Iya mba, positive thinking dan jaga kesehatan dengan olah raga juga kunci buat mental yang sehat.

      Delete

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"