Translate

Cara-Cara Agar Kita Bisa "Membaca Pikiran" dengan Lebih Baik

"Membaca pikiran" adalah "seni", "membaca pikiran" adalah
kemampuan dan keterampilan yang bisa dilatih
“Membaca pikiran” orang psikologi tentu tidak seperti cara membaca pikiran para penyihir atau dukun. Psikolog bukanlah peramal dan ahli nujum. Psikologi adalah suatu ilmu mengenai manusia yang bisa dibuktikan secara empiris. Jadi jika pembaca mencari cara “membaca pikiran” dalam artian seperti dukun dan peramal membaca pikiran manusia pembaca sekalian tidak adakan menemukannya pada artikeln ini.

Tetapi walaupun demikian, penulis yakin jika pembaca masuk dan membaca artikel ini setidaknya pembaca memiliki ketertarikan terhadap manusia, atau komunikasi, atau mungkin pembaca tertarik untuk bisa mengetahui mengenai apa yang dipikirkan, dan dirasakan oleh lawan bicara pembaca sekalian. Baik itu teman, kekasih, bos, orang-orang disekitar saudara dan lain sebagainya. Pembaca ingin tahu apa yang mereka pikirkan tentang saudara, apa yang mereka rasakan ketika saudara mengatakan atau berbuat sesuatu, tahu apa yang bisa menyentuh mereka, dan lain sebaginya.

“Membaca pikiran” dalam psikologi menurut penulis adalah suatu “seni” tersendiri, “membaca pikiran” adalah suatu kemampuan dan keterampilan yang sebenarnya bisa dilatih oleh orang-orang, bahkan oleh pembaca sekalian. Melatih “membaca pikiran” adalah melatih empati kita terhadap orang-orang disekitar kita. “Membaca pikiran” dalam psikologi dilakukan dengan mengenali dan mengetahui emosi, pikiran, dan perasaan orang-orang disekitar kita, sehingga kita bisa memperlakukan mereka dengan tepat, bisa berbicara hal yang sesuai dengan kondisi mereka, dan sebagainya.

Baca juga :
Peran Empati dalam Komunikasi Suami Istri

Dalam situs Psychology Today, di artikel yang berjudul How to be a Better Mind Reader menyarankan beberapa hal agar kita bisa menjadi pembaca pikiran yang lebih baik, cara-cara tersebut adalah :

1. Kenali orang yang kita hadapi dengan baik

Menurut mereka kemampuan kita dalam “membaca” emosi, pikiran, dan perasaan orang lain akan meningkat ketika seiring dengan seberapa kenal kita dengan orang yang bersangkutan. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama paling tidak satu bulan, maka kita akan bisa lebih baik dalam mengetahui apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan.

Hal ini disebabkan karena dua hal, pertama adalah karena kita memperhatikan dan mengobservasi mereka berulang-ulang dalam situasi yang berbeda, dengan memerhatikan mereka kita bisa lebih memahami maksud dari perkataan dan perbuatan mereka. Kedua adalah, dengan berinteraksi bersama mereka dalam waktu satu bulan tersebut kita mempelajari banyak hal terkait kehidupan mereka dan kita bisa menggunakan informasi tersebut untuk memahami perbuatan mereka dalam konteks yang lebih luas.

Jika pembaca sudah kenal dengan seseorang selama lebih dari satu bulan dan masih kesulitan dalam memahami berbagai perbuatan mereka, mungkin pembaca sekalian bisa bertanya pada diri pembaca, “apakah saya sudah benar-benar berusaha mengenalnya?”, “apakah saya hanya bermain dengannya supaya saya senang? Tapi apakah saya sudah berusaha ingin mengetahui apa yang membuat dia senang?”, atau “apakah selama ini saya hanya berbicara apa yang saya ingin bicarakan padanya tanpa berusaha memahami apa yang dia bicarakan pada saya?”

Berdasarkan pengalaman -yang tentu ini hanya pendapat pribadi- dalam waktu satu atau dua minggu saja jika kita memang berusaha mengenal seseorang, maka paling tidak kita tahu informasi-informasi dasar mengenai dia, missal hobby, apa yang dia sukai, dari keluarga seperti apa, apa kebiasaannya, dan informasi lainnya. Informasi-informasi inilah yang bisa kita gunakan untuk memahami dan mengetahui perasaan, emosi, dan pikiran mereka dalam berbagai kondisi.

2. Meminta umpan balik

Penelitian menunjukan bahwa kita bisa dengan cepat meningkatkan kemampuan kita dalam”membaca” dan mengetahui emosi, pikiran, dan perasaan mereka dengan meminta umpan balik dari lawan bicara kita. Maksudnya adalah kita memastikan pada lawan bicara kita apakah sangkaan kita terhadap mereka tepat atau tidak. Kita bisa melakukannya dengan cara menanyakannya langsung pada mereka, sebagai misal “Dari nada bicaramu kayanya kamu marah ya?’ atau “kayanya kamu suka ya sama dia?”

3. Perhatikan bagian atas wajah dengan baik

Emosi sosial yang palsu biasanya cenderung muncul pada bagian bawah wajah, sementara emosi yang sesungguhnya cenderung muncul di bagian atas wajah, terutama di bagian mata. Ketika kita sedang berbicara dengan seseorang perhatikan wajah mereka dengan baik karena wajah menunjukan berbagai macam emosi, jaga kontak mata kita dengan mereka, dengan begitu kita bisa setidaknya lebih memahami emosi apa yang mereka rasakan pada saat itu, dan dari informasi itu bisa kita gunakan untuk menduga apa yang mereka pikirkan.

Baca juga :

4. Relax

Lawan bicara kita akan menyesuaikan dengan kita, apakah itu melalui postur tubuh kita bahkan nafas kita. Jika kita terlihat tegang, jika kita terlihat menutup diri, mungkin lawan bicara kita sedcara tidak sadar akan merefleksikan apa yang kita lakukan. Mungkin mereka akan menutup diri, mulai menyilangkan tangan mereka, dan hal tersebut akan membuat kita semakin sulit untuk membaca emosi, pikiran, dan perasaan mereka.

Karena itu kita harus bisa relax, dalam situasi seperti apapun tarik nafas panjang, tersenyum, dan munculkan bahwa diri kita terbuka dan menerima siapapun yang berada dihadapan kita. Kita harus menunjukan dimana orang tersebut bisa merasa nyaman dan merasa diterima oleh kita, dalam kondisi seperti ini mereka pun akan menjadi lebih terbuka pada kita dan hal itu akan memudahkan kita untuk membaca emosi, pikiran, dan perasaan orang disekitar kita. Menurut penulis hal ini juga akan sangat bermanfaat jika kita berhadapan dengan seseorang yang tertutup.

Jika kita bisa membuat orang lain terbuka terhadap kita, hal tersebut akan membuat kita bisa mendapatkan lebih banyak info mengenai dia. Dengan memiliki banyak info mengenai orang yang bersangkutan, kita akan bisa lebih mudah untuk menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran mereka, dan bagaimana perasaan mereka.

“Membaca pikiran” dalam psikologi adalah suatu “seni”. Dimana keterampilan dan kemampuan kita dalam hal tersebut harus terus dilatih. Caranya adalah dengan kita memperhatikan orang lain, mendengarkan apa yang mereka katakan dengan sungguh-sungguh, memperhatikan apa yang mereka lakukan dengan baik, dan pahami kenapa mereka mengatakan dan berbuat hal seperti itu. Dengan demikian kita bisa lebih memahami apa yang mereka rasakan dan mereka pikirkan. Selamat berlatih untuk "membaca pikiran" dengan lebih baik :)

Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat :)
Jika dirasa bermanfaat silahkan share pada teman-teman ataupun orang-orang yang anda sayangi karena mungkin mereka membutuhkan :D

Baca juga :

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar

"Mohon untuk tidak memberikan komentar yang berbau SARA,pornografi atau pesan negatif lainnya, karena akan kami hapus dari postingan ini"